Masjid Kubah Emas terletak di Jalan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok, Jawa Barat , diresmikan pada 31 Desember 2006, bertepatan dengan pelaksanaan sholat Idul Adha 1427 H, oleh pendirinya Ibu Hj Dian Juriah Maimun Al Rasyid dan Bapak Drs H. Maimun Al Rasyid.
Masjid yang menempati area dengan luas 8000 m2 ini berdiri di atas tanah seluas 50 hektar, dan merupakan bagian dari konsep pengembangan sebuah kawasan terpadu bernama Kawasan Islamic Center Dian Al-Mahri. Kawasan masjid ini disebut-sebut sebagai yang termegah di Asia Tenggara.
Masjid ini mampu menampung 15 ribu jamaah untuk pelaksanaan sholat dan 20 ribu jamaah untuk pelaksanaan majelis taklim. Pada hari biasa, masjid dikunjungi oleh 10 ribu pengunjung sementara di akhir pekan meningkat jadi 20 ribu hingga 30 ribu pengunjung. Masjid ini mempunyai tempat parkir seluas 7.000 meter persegi yang dapat menampung 300 kendaraan roda empat atau 1.400 kendaraan bermotor.
Megah dan indah ini diniatkan tidak hanya menjadi simbol keagungan Islam, namun juga akan berfokus pada pengembangan kebudayaan Islam di Indonesia.
Saat pertama kali tiba di sana, kilau emas yang berada pada kubah masjid ini terlihat bersinar terang. Bahkan dari kejauhan, dari atas bis yang membawa rombongan keluarga kami, warna keemasan kubahnya terlihat sangat menyolok. Sungguh mengundang decak kagum. Masjid ini memang terkenal dengan sebutan sebagai Masjid Kubah Emas karena memang kubahnya dilapisi emas.
Masjid Dian Al Mahri seluruh kubahnya dilapisi emas setebal 2-3 milimeter dan mozaik kristal dan kubahnya memiliki lima kubah yang merupakan simbol dari rukun Islam. Satu kubah utama dan empat kubah kecil. Kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal, kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara empat kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter.
Di dasar kubah, terdapat cincin dengan aksen warna emas. Di bawahnya terdapat 33 jendela, yang masing-masing dihiasi kaligrafi asma Allah, sehingga Asmaul Husna pun terpampang di tiap jendela.
Bukan hanya kubah yang menjadi sorotan dalam kemegahan masjid ini, di dalam masjid juga terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton. Lampu tersebut serupa dengan lampu di Masjid Sultan Oman. Di belakang lampu indah tersebut, langit-langit kubah berganti warna pada setiap waktu salat. Relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid, begitu juga relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah juga berlapis bahan prada atau sisa emas.
Ada pemisahan antara pintu masuk pria dan wanita. Juga ada aturan untuk kaum hawa bagi yang ingin masuk ke dalam masjid, diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat, sehingga kaum hawa yang berkunjung ke sana harus mengenakan jilbab.
Tersedia tempat penitipan alas kaki/sandal dan tidak boleh ditinggal di luar.
Ketika rombongan kami tiba, telah menjelang waktu sholat Dhuhur sehingga halaman luar lantai masjid yang diterpa sinar mentari menjadi panas. Pengurus masjid kerap menyiapkan karpet plastik untuk mengurangi panasnya lantai halaman masjid.
Terdapat larangan menginjak rumput yang ada di taman sekitar masjid. Akan tetapi bagi pengunjung yang ingin sekedar beristirahat, di seberang masjid ada ruang serbaguna yang disediakan. Banyak pengunjung yang menggelar tikar di sana sembari menikmati keindahan masjid Kubah Emas. Areal selasar masjid berukuran 45 x 57 m, dan mampu menampung 8000 jamah.
Masjid Kubah Emas dibuka setiap hari untuk umum pada pukul 04.00—06.00 WIB dan pada pukul 10.00—20.00 WIB. Pada hari Kamis, masjid ini ditutup untuk persiapan kebersihan shalat Jumat.(Amril T. Gobel).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar